Semoga kamu selalu bahagia.

Selalu bingung buat mulai sebuah tulisan.ntah nanti sebagaimana pun alay lebay noraknya tulisan ini terutama untuk kamu (kalau masih ada waktu untuk bisa mampir dibuku diary digital ku ini)

Kamu apa kabar?

Gimana udah lebih bahagia sekarang?

Semoga kamu selalu bahagia ya

Terimakasih untuk semua yang pernah ada dari awal sampai detik ini. Iya detik ini, kamu ngga usah tanya seberapa hancurnya aku hari hari belakangan ini. kalau kamu adalah masih kamu yang ada diawal dan pertengahan cerita kemarin, aku rasa kamu bisa ngerti gimana aku sekarang. Tapi kalau kamu adalah kamu yang ada diakhir cerita kita, aku yakin kamu ngga akan pernah ngerasain apa yang aku rasain.

Kamu tau? ternyata aku ngga cukup mengenal kamu selama ini, aku terlalu buta untuk ngeliat kamu ngga sebaik dan semalaikat yang aku lihat 36 bulan ini.

Kalau kamu tanya aku menyesal atau engga untuk berjuang dan ngasih seluruh hati aku buat kamu dan selalu memupuk rasa yang ada didalem sini setiap hari setiap detik, dan mempertahankan kamu sebisa ku sampai kamu mutusin untuk benar benar pergi, jawabannya adalah ENGGA.

Kamu tau kenapa? karena aku tulus ngeliat kamu sebagaimana kamu, bukan kamu dengan embel embel yang ada didiri kamu selama ini.

Kamu lupa untuk semua janji yang kita ucapin bareng diawal dan ditengah-tengah cerita kita, disaat semua kerasa sangat sempurna, aku mungkin ngga cukup spesial untuk bisa abadi didalem sana, untuk memenuhi semua ruang hatimu dan ngga menyisakan tempat untuk orang lain masuk, kenyataannya ruang itu terlalu lebar, bahkan untuk secepat ini menggantikan aku yang selama ini aku pikir ngga ada tempat lagi untuk orang lain.

Aku salah apa? Bilang kalau aku pernah sakitin kamu. Bilang kalau aku pernah kecewain kamu. Bilang kalau aku pernah ngebuat kamu ngerasa sedih.

Saat ini, detik ini, ketika aku menulis ini dan aku tau kalau aku sudah tergantikan secepat ini. Sudah ngga ada tempat lagi untuk kamu masuk kedalamnya.

Percayalah, aku ngga pernah mendoakan kamu yang buruk buruk, walaupun untuk bisa bangkit lagi pun aku ngga mampu (saat ini) aku masih mendoakan yang terbaik untuk kamu, keluarga mu dan dia.

Sakiti aja sampai kamu ngerasa ini udah cukup untuk membalas apa yang aku perjuangkan selama ini untuk kamu. Kalau kamu bahagia, lakuin lagi, kalau ada cara yang lebih kejam untuk nyakitin aku. Aku tetap mendoakan yang terbaik untuk kamu, aku ikhlas kalau kamu ngerasa bahagia ngelakuin itu.

Semoga kamu selalu bahagia.